Cara Membuat Diagram Fishbone: Alat Analisis Penting untuk Peningkatan Kualitas

Diagram Fishbone, juga dikenal sebagai Diagram Ishikawa atau Diagram Tulang Ikan, adalah alat analisis visual yang digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis penyebab utama masalah atau isu dalam suatu proses atau situasi. Alat ini pertama kali dikembangkan oleh Kaoru Ishikawa, seorang ahli manajemen kualitas asal Jepang, pada tahun 1943.

Diagram Fishbone dapat membantu tim atau individu dalam menggali penyebab-penyebab masalah yang mungkin tersembunyi di balik suatu permasalahan, sehingga memungkinkan mereka untuk mengambil tindakan perbaikan yang tepat. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan langkah-langkah dasar dalam membuat Diagram Fishbone.

Langkah 1: Tentukan Masalah yang Akan Dianalisis

Langkah pertama dalam membuat Diagram Fishbone adalah menentukan masalah yang akan dianalisis. Masalah ini bisa berkaitan dengan berbagai bidang, seperti produksi, layanan pelanggan, manufaktur, atau bahkan proses bisnis. Pastikan untuk merumuskan masalah dengan jelas dan spesifik sehingga analisis dapat dilakukan dengan baik.

Langkah 2: Buat Gambar Tulang Ikan

Setelah masalah ditentukan, langkah selanjutnya adalah membuat gambar tulang ikan. Anda dapat menggunakan kertas besar atau perangkat lunak khusus seperti Microsoft Visio atau Lucidchart untuk membuat diagram ini. Gambar tulang ikan biasanya memiliki garis tengah horizontal yang mewakili masalah yang akan dipecahkan.

Langkah 3: Tentukan Kategori Penyebab

Di sepanjang garis tengah horizontal, buat cabang-cabang seperti tulang ikan yang sebenarnya. Setiap cabang ini akan mewakili kategori penyebab potensial yang dapat memengaruhi masalah tersebut. Contoh kategori penyebab yang umum digunakan adalah "Man," "Mesin," "Material," "Metode," "Pengukuran," dan "Lingkungan."

Langkah 4: Identifikasi Penyebab-Penyebab Utama

Di bawah setiap cabang kategori, buat cabang-cabang tambahan untuk menentukan penyebab-penyabab utama dalam setiap kategori. Ini adalah langkah kunci dalam proses analisis. Ajak tim atau individu yang terlibat dalam masalah ini untuk berpartisipasi dalam mengidentifikasi penyebab-penyebab ini. Diskusi yang terbuka dan kolaboratif dapat membantu mengungkap penyebab-penyebab yang mungkin terlupakan.

Langkah 5: Analisis dan Identifikasi Penyebab-Penyebab Akar

Setelah semua cabang-cabang kategori dan penyebab utama telah ditentukan, tahap selanjutnya adalah menganalisis setiap penyebab. Pertimbangkan apakah penyebab tersebut benar-benar berkontribusi terhadap masalah yang ada. Bila perlu, identifikasi penyebab-penyebab akar yang mendasari masalah tersebut.

Langkah 6: Tindakan Perbaikan

Setelah penyebab-penyebab akar teridentifikasi, langkah terakhir adalah merancang tindakan perbaikan yang sesuai. Setiap penyebab akar harus diatasi dengan langkah-langkah yang konkrit dan terukur. Pastikan ada tanggung jawab yang jelas untuk setiap tindakan perbaikan dan jadwal pelaksanaan yang disusun.

 

Kesimpulan

Diagram Fishbone adalah alat analisis yang sangat berguna dalam memecahkan masalah dan meningkatkan kualitas dalam berbagai konteks. Dengan mengidentifikasi penyebab-penyebab masalah secara sistematis, tim atau individu dapat merancang tindakan perbaikan yang efektif. Langkah-langkah dasar dalam membuat Diagram Fishbone melibatkan pemilihan masalah, pembuatan diagram, identifikasi kategori dan penyebab, analisis, dan perencanaan tindakan perbaikan.

Dengan mengikuti proses ini, Anda dapat membantu organisasi atau tim Anda untuk mencapai hasil yang lebih baik dan meningkatkan efisiensi operasional. Sebagai alat yang telah terbukti selama beberapa dekade, Diagram Fishbone tetap relevan dan berharga dalam dunia bisnis dan manajemen kualitas saat ini.

Diagram fishbone ini juga seringkali digunakan dalam mendukung penerapan FMEA di dalam perusahaan.

Apa itu FMEA? Lebih lengkap dapat dibaca di link berikut : https://www.sentrakalibrasiindustri.com/pengertian-fmea-failure-mode-and-effect-analysis-dan-contohnya/

Scroll to Top
Malcare WordPress Security